METODEDAN CORAK TAFSIR MUYASSAR KARYA 'AIDH AL-QARNI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-I) Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits Oleh: AMIROH 104211011 Semarang, 30 Juli 2015 Disetujui oleh Pembimbing II Pembimbing I Drs. H. Iing Misbahuddin, MA Muhtarom, M.Ag
TAFSIRAL-AZHAR KARYA HAMKA (Metode dan Corak Penafsirannya) Hamka was a activists and scholars who was famous , one of his work known are misinterpretation al-azhar , which were originally only in the discussion in college dawn , then published in the book consisting of 15 volumes .But methods used hamka in tafsirnya is the method tahlili
CorakTafsir 'Ilmi (Ilmiah) Tafsir 'ilmi adalah penafsiran Alquran yang menggunakan pendekatan ilmiah atau menggali kandungan Alquran berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan. Tafsir ini berusaha keras untuk melahirkan berbagai cabang ilmu yang berbeda dan melibatkan pemikiran-pemikiran filsafat.
Sistematikakitab tafsir al baidhawi adalah menafsirkan dengan mengikuti urutan urutan ayat dan surat yang telah ada dalam al qur'an. Corak pendirian/paham Al Baidhawi dalam tafsirnya adalah - Di bidang aqidah, beliau menganut corak ahli sunnah wal jama'ah. - Di bidang fiqih, Al baidhawi bercorak madzhab Imam As Syafi'i. Statistic
Metodedengan corak ini . dibagi menjadi dua yaitu, teoritis dan praktis. Pada bentuk . Tafsir dengan corak ini dapat diterima dengan beberapa . syarat, di antaranya, Tidak meninggalkan makna
Metode Corak dan Sumber Penafsiran Mufassir dalam menafsirkan Al-Qur'an tentu tidak lepas dari cara atau metode ketika menafsirkan dan menyuguhkan hasil tafsirnya dalam bentuk karya tulis. Kinerja akal sangat berpengaruh besar pada hasil penafsiran teks sakral yang tidak bisa dilepas Dari sejarah dan budayanya.
KataKunci: Tafsir Al-Baghawi, Metodologi, Kelebihan dan Kekurangan. Al-Quran selalu mendapat perhatian yang besar dari umat Islam di setiap masa. "Metode Tafsir [Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassirin]." Jurnal Al-Mawarid, Edisi 18 (2008). Abd al-Ghafur, 'Affaf. "al-Baghawiy wa Manhajuhu fi al-Tafsir
Daripemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode tafsir adalah cara yang ditempuh penafsir dalam menafsirkan al-Qur‟an berdasarkan aturan dan tatanan yang konsisten dari awal hingga akhir. Studi tentang metodologi tafsir masih terbilang baru dalam khazanah intelektual umat Islam.
Namalengkap Tafsir al-Qurtubī adalah " Al-Jāmi' Li Ahkām Al-Qur'ā wa al Mubayyin limā Tadlammanah min al-Sunnah wa Āy al-Furqan " ( al Mufassirun Hayatuhum Wa Manhajuhum, 408). Baca Juga Ayat Al-Qur'an yang Menyinggung Perpindahan Kalor. Kemudian, banyak orang yang meringkas dengan Al-Jāmi' Li Ahkām Al-Qur'ān atau Tafsir
dilihatdari sisi metode dan bentuk tafsir nya. Ibnu Katsir berada dalam posisi "tengah-tengah", artinya dari sisi bentuk ia berada dalam posisi klasik karena menggunakan bentuk tafsir bil ma'tsūr, sedangkan jika dilihat dari sisi metode Ibnu Katsir berada di posisi era pertengahan dengan menggunakan metode tahlili, dimana metode ini
aa3y. Al-Qur’an tak akan habis-habisnya dibedah dan dibahas untuk ditemukan sebuah pemahaman sesuai dengan maksud darinya, yang kemudian akan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk manifestasi dari tujuan di ciptakannya makhluk di muka bumi ini. Hal ini merupakan bagian dari sebuah keberkahan yang terbesar yang dipancarkan oleh Al-Qur’an. upaya untuk menggali pemahaman tersebut tidak lepas dari jangka waktu yang sangat panjang dengan perolehan jejak sejarah yang terukir sejak masa paling awal hingga saat ini yang membuahkan hasil yang beraneka ragam disiplin ilmu dan pengetahuan yang baru, seperti yang di katakan oleh Prof. Dr. M. Quraisy Shihab, MA. Salah satu ulama tafsir indonesia yang kini berdomisili di negara kesatuan republik indonesia ini dalam bukunya kaidah tafsir mengatakan bahwa “ Siapa saja yang mengamati dan mencermati keaneka ragaman bentuk disiplin ilmu keislaman tersebut, baik dari berbagai sudut pandang perspektif, analisis, istilah dan pemaparannya yang berbeda, namun semua itu menjadikan teks-teks Al-Qur’an sebagai inti pokok tinjauan atau titik fokus studinya. Sehingga akhirnya semua disiplin ilmu memiliki ketersinggungan, memperkaya dan menambah berbagai informasi yang saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, pada kenyataannya menunjukkan bahwa semua kelompok umat islam, apapun alirannya, selalu merujuk kepada Al-Qur’an untuk memperoleh petunjuk maupun menguatkan pendapat dari aliran maupun kelompoknya, bahkan sebagian orang non muslim menunjuk bahwa ayat-ayat Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam menjadi salah satu inspirasi dalam meluapkan ide-ide berliannya”. Selain itu, pengandaian Al-Qur’an itu seperti berlian yang memiliki banyak sisi . jika di pandang pada satu sisi, maka akan menampakkan keindahan tersendiri. Dan apabila dilihat dari sisi yang lainnya akan tampak keindahan yang lain pula. Berlian itu sendiri selalu berkerlipan sepanjang zaman.